Diberdayakan oleh Blogger.

Manusia yang Rugi

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_VRcyLv9FQr1D5B-2-PyMROErVukjNsFAFD9Ok9pFqcff5_ajCI8LvkGSxhO9xiNZWoL4Ci6Eb3d8zmnON-unwFsu_S5RwLP5WDMRVsmxvYN280Xc1OWfUkmklxH6E2DIJjUy95ctOeZy/s1600/palms-clock.jpg
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaan-Nya” (QS. Al- Maidah: 2).
Banyak yang aneh dilakukan sebahagian orang. Seperti hanya karena terlalu patuh pada sebahagian manusia, sehingga mengabaikan kepatuhan kepada Allah. Hanya karena mendukung seseorang calon untuk naik menjadi pemimpin, sebahagian orang tega menghancurkan hubungan baik dengan kelompok orang yang mendukung calon lain. Bahkan tak jarang, perbedaan kepentingan itu berkembang menjadi suatu permusuhan besar hingga saling menghancurkan. Padahal menghabiskan waktu dan tenaga untuk bertengkar hanya karena masalah demikian, menimbulkan kerugian berlapis-lapis.
Di lapisan pertama, perbuatan tersebut telah mendatangkan kemurkaan Allah, sedangkan yang penting selalu dicari adalah keridhaanNya. Di lapisan- lapisan selanjutnya, pengorbanan waktu, harta, raga seperti terluka, dan bahkan nyawa, adalah kesia-siaan belaka. Sepatutnya setiap pengorbanan adalah untuk kebaikan. Di lapisan yang lain, adanya pengabaian terhadap kewajiban seperti menyantuni orang miskin, anak-anak yatim, dan orang-orang tua. Sepatutnya harta, tenaga dan waktu yang disia-siakan tersebut bisa digunakan untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat seperti itu.
Dari kejadian tersebut, kita bisa mengajak diri untuk merenung kembali sejauhmana telah menerapkan ayat-ayat Alquran yang selama dihafal dalam hidup. Seperti ayat yang melarang tolong-menolong dalam perbuatan berdosa. Sejauhmana telah menggunakan syariat Islam yang telah bersusah-payah diperjuangkan selama ini?

0 komentar:

Posting Komentar