Hutang Umat Muslim
“Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih ada hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutang itu dilunaskan” (HR. Ahmad).
Bila ada yang sangat patut diresahkan dalam hidup ini, hutang adalah di antaranya. Hutang dibawa mati. Hutang tidak akan terhapus, meskipun nyawa telah berpisah dengan badan, kecuali dimaafkan oleh pihak yang memberi hutang. Dengan demikian, tidak akan lunas kalau berhutang kepada orang banyak, sebelum mereka memaafkannya.
Rasulullah SAW pernah ditanya, “Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh di jalan Allah, apakah terhapus semua dosa saya?” Lantas Rasulullah menjawab, “Ya, bila kamu terbunuh di jalan Allah, sedangkan kamu sabar hanya mencari pahala, maju terus, tidak mundur.” Kemudian Rasulullah berkata: “Bagaimana tadi apa yang kamu tanyakan?” Ia bertanya, “Bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh di jalan Allah, apakah terhapus semua kesalahan saya?” Maka Rasul menjawab, “Ya, kecuali hutang, karena sesungguhnya Jibril mengatakan demikian kepadaku” (HR. Muslim).
Dari jawaban itu, kita bisa memahami betapa penting bagi setiap kita membayar utang. Bahkan Rasul juga pernah mengingatkan bahwa jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya sampai dilunaskannya” (HR. At Tirmidzi). Karena itu, kita perlu berhati-hati berhutang. Lebih baik menghindar bila memang tak terlalu butuh.
0 komentar:
Posting Komentar