Menyelamatkan Diri
“Tidak ada pencuri ketika mencuri dalam keadaan beriman...” (HR. Muslim). Hidup di dunia ini diibaratkan dengan menyeberangi lautan luas. Tak sedikit yang terjatuh dan tenggelam jauh ke dasarnya, terutama karena ketidakhati-hatian dalam mengarunginya. Terbukti bukan hanya orang-orang biasa yang telah tenggelam, tetapi juga orang-orang yang telah menuntut ilmu tinggi. Tidak akan mengalami nasib seburuk itu seandainya tidak melupakan pola hidup yang wasiatkan oleh Rasulullah SAW agar selamat dalam mengarungi hidup ini.
Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah menyebut tiga hal agar bisa selamat. Pertama, takut kepada Allah dalam keadaan tersembunyi dan terang-terangan. Kedua, bersikap adil di kala ridha dan marah. Ketiga, hidup sederhana di kala fakir dan kaya.
Harus diakui, ketiga hal ini sudah jarang dipraktekkan oleh orang-orang sekarang ini. Bukan berarti susah melaksanakannya. Namun karena sudah terbiasa menjauh darinya, sehingga sulit untuk kembali. Seperti hidup sederhana di saat kaya, jarang ada orang menjalani hidup seperti itu. Apalagi ketika memegang suatu kedudukan, langsung dirubah semua pola hidup agar kelihatan mewah. Bahkan, tak jarang kemewahan yang ditampakkan melebihi pendapat halal yang diperoleh dari kedudukan tersebut. Akibatnya, untuk menjaga marwah yang didasarkan pada standar kemewahan, terpaksa mencuri hak orang lain. Itulah yang menyebabkan kebanyakan orang tak selamat imannya ketika menjabat.
0 komentar:
Posting Komentar