Jayyid Jiddan Bukan Nilai yang Sedikit
Ketika beranjak ke kuliah dengan niat untuk melihat pengumuman hasil ujian tahun kedua, seperti biasanya hati akan sedikit tercabik-cabik. Dengan mimpi-mimpi yang terkadang merasuk dalam tidur yang tak pernah nyenyak. Bagai duri pohon kaktus yang terus menusuk pori-pori kulit.
Sepulang dari i'tikaf pada malam 27, lalu kembali ke rumah mematangkan untuk siap menerima kenyataan yang tak mungkin bisa ditolak. Pada pagi hari aku beranjak dari rumah pukul 10 pagi, perjalanan sejam menggunakan Metro sungguh melelahkan, ditambah lagi hati yang tak pernah tenang, tak sabar menanti nilai yang baik. Aku isi waktuku diperjalan dengan zikir juga dengan membaca Al Quran. Berdoa agar nasib baik memihak.
Metro telah sampai ke tujuan, Attaba. Selanjutnya mencari taksi untuk menyeberang jembatan gantung, sebut saja namanya kobri. Sekitar satu kilometer, aku pun sampai di gerbang Universitas Al Azhar. Aku terus melantunkan bacaan tasbih. Pengumumannya ada di mading fakultas syariah tingkat dua. Aku masuk ke dalam gedung fakultas lewat lorong lantai -1. Terus melangkah dan akhirnya sampai.
Aku hafal benar dengan nomor mahasiswa yang diberikan oleh fakultas untukku. Langsung saja aku mencari, yeah ketemu 15242. Kertasnya sedikit tertutup dengan pembatas mading, jadi aku harus sedikit mengintip.
Alhamdulillah aku lulus, aku meyakinkan terlebih dahulu, satu ruanganku, jelasnya saru kertas HVS tempat tercantum namaku lulus semua. Aku kemudian mengecek nilai, Yassalam aku Jayyid Jiddan, apa aku sedang bermimpi. Ternyata di sampingku ada kakak kelas dari Aceh. Langsung saja aku memintanya melihat, mungkin saja aku salah melihatnya.
"Ya Jayyid Jiddan, nilainya seribu, dibagi 12 mata kuliah berarti rata-ratanya sekitar 83. Mabruk ya". Aku terpukau, terdiam sejenak. Lantas azan pun berkumandang, aku pun meninggalkan Universitas dan menuju Masjid Al Azhar tepat di samping Universitas.
Selepas shalat, aku sujud syukur berterima kasih kepada Allah yang telah mengabulkan doaku selama ini. Ya, jelas saja, ini nilai yang luar biasa. Ini nilainya para lulusan terbaik orang lulusan dari pesantren, bukan lulusan dari MAN.
كل شئ يحدث بقدرة الله
Semua ini adalah kuasa Allah, mahasiswa Al Azhar tidak bisa lepas dari tiga hal, yaitu usaha, doa, dan tawakkal. Ketika tiga komponen itu bersatu. Maka hasilnya akan dinikmati. Juga ada yang mengatakan Al Azhar itu keramat, aku setuju dengannya. Semoga ini menjadi hasil yang membawa kepada perubahan yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar